Statistik Pengunjung

Senin, 10 Oktober 2016

Contoh Cerpen Untuk kamu yang sempat hadir



Untuk Kamu Yang Sempat Hadir
Vita Ayu Anggraeni

            Aku termenung dalam sepi dan gelapnya malam . Bintang pun tak lagi menampakkan keindahannya.Hanya mendung dan rintik-rintik hujan menemani sepinya hati. Aku menghitung setiap tetes tetes yang turun. Aku melihat derasnya air yang mengalir . Ku akan relakan rasa yang telah lama tumbuhsdalam hati ini.  Agar semuanya hanyut terbawa derasnya air .
            Hanya ditemani rintik rintik ini, aku terdiam pilu. Menahan gejolak rindu yang tiada tertahan. Dalam benakku masih tersimpan satu nama, yang pernah singgah membawa tawa setelah duka. Namun, kini apa yang terjadi? Aku sangat tidak menyangka, kini kamu yang aku percaya, yang telah mengukir banyak kenangan , yang telah memberi warna hidupku dan yang pernah mengusap air mataku, pada akhirnya kamu pula yang membuat tangis itu datang kembali.
            Aku terus diam membisu tanpa kata, menatap langit lewat jendela kamarku. Hari-hariku yang selalu indah dengan tawamu, dengan semangatmu, kini sirna sudah. Kini semuanya hanya kenangan, ya mungkin terlihat manis, tapi jika terus menerus di kenang? Air mata selalu ikut serta. Benakku , pikiranku, semuanya terasa kosong. Hampa. Mengapa dulu, kau tanamkan cinta, jika akhirnya kau hancurkan pula. Mengapa dulu kau usap tangisku, jika akhirnya kamu yang hadirkan lagi. Mengapa dulu kamu genggam erat tanganku, jika akhirnya kau lepaskan deminya yang menurutmu indah. Mengapa kamu sempat menyentuhku, jika hanya ingin merusakku. Luka ini, entah mengapa sulit untuk ku hapus, sakit yang sangat menyayat hati, yang masih tersimpan di memori ku, dan sangat tak bisa ku lupa.
            Angin malam, membuatku merasa dingin. Aku menutup jendela kamarku dan duduk diatas ranjang ditemani boneka bear besar. Ya , itu boneka darinya yang sempat ada. Aku mengambil sebuah buku dan pena. Ya buku, adalah temanku. Dia selalu menjadi teman kala sepiku. Ini sengaja aku tulis untuknya yang sempat hadir. Aku menulis ini bukan karena ingin mencuri perhatianmu lagi, tapi karena aku tak bias menahan rindu ini.
Ya, Kamu yang sempat hadir.
Sudah bahagiakah kamu sekarang? Ya pastinya sudah ya. Haha. Selamat dengan cinta barumu ya. Maaf, jika aku masih mempedulikanmu, bukan karena apa, aku hanya ingin kita baik-baik saja. Tak ada rasa bencipun antara kita. Meskipun kini aku dan kamu sudah beda, tapi tak ada salahnya kan jika kita masih layaknya teman bukan?
Untuk kamu yang sempat hadir ,,
 Ku rasa aku masih merindukan mu. Eh, bukan merindukanmu, tapi merindukan masamasa kita dulu. Ya aku rindu, aku rindu kita yang tertawa bersama, bercanda bersama. Aku rindu, kamu yang selalu bawel, yang tak banyak bicara, yang kadang jahat. Tapi aku menyayangimu. Dan itu, dulu.
Jika aku terus mengingat masamasa kita, aku tertawa sendiri. Dulu kita sedekat itu ya ternyata. Kita layaknya pasangan yang tak bisa dipisahkan. Haha..  kamu yang jujur, kamu yang suka marah, kamu yang selalu mengingatkanku, makan, sholat, belajar. Kamu yang tak pernah tidak memberikan semangat untukku, kamu yang selaluu mempedulikan kesehatanku. Dulu, kamu yang sangat ingin aku berubah. Ya , katamu aku tak boleh cuek. Dan setelah aku  mulai berubah, apa yang terjadi? Dengan mudahnya aku kamu hapus dari hatimu. Tak sempat habis pikir, beratus-ratus hari kita lalui. Suka duka canda tawa bersama. Kita hadapi masalah demi masalah dengan kedewasaan. Namun , Tuhan berkata lain. Mungkin kita belum layak untuk dipersatukan. Ya , karena sebuah keegoisan dari diri kita masing-masing , kita terpisahkan. Ya, mungkin juga karena kamu yang mulai bosan akan sikapku . aku yang selalu mengusik damaimu, aku yang selalu merepotkanmu, aku yang masih belum bisa berdiri sendiri.
Untuk kamu yang sempat hadir ,
Tadi aku berkata aku merindukan masa-masa kita. Namun setelah menulis ini , rindu itu seakan sudah reda dan hatiku mulai lega.
Maafkan aku yang pernah membuatmu muak. Maafkan aku yang selalu mengganggu ketenanganmu. Maafkan sikap kekanak-kanakanku. Intinya , maafkan semua yang telah aku perbuat. Kini kamu mungkin sudah berada pada titik bahagiamu, bersama dia yang jauh lebih baik dari aku. Jauh lebih sempurna dari aku. Selamat bahagia ya.
Untuk kamu yang sempat hadir,
Kini aku sudah mulai terbiasa tanpa kehadiranmu.aku sudah mulai terbiasa tanpa tawamu. Aku sudah terbiasa bangun tanpa pesan singkatmu. Dan aku juga sudah diri tidak bergantung pada orang lain.
Untuk kamu yang sempat hadir,
Aku ingin mengucapkan banyak terima kasih. Terima kasih pernah ada lalu tiada. Pernah mengukir tawa kemudian menghadirkan tangis. Pernah dating lalu menghilang. Pernah memberi perhatian kemudian mengabaikan. Terima kasih pernah mendekat kemuadian menjauh. Terima kasih pernah menyentuh hidup ku, kemudian merusaknya. Karena kamu, kini aku jadi tau bahwa yang kita jalani hanyalah sebuah cinta monyet. Cinta yang hadir hanya karena senyuman, dan perhatian. Bukan karena ketulusan hati.
Kini aku juga tahu, arti sebuah penantian. Cara menghindar dari sebuah kebosanan. Aku tahu, bagaimana rasanya berada pada puncak paling dicintai kemuadian dibuang demi perempuan lain. Hanya karena kamu bosan! Itu sangat sakit dan sesak didada.
Untuk kamu yang sempat hadir,
Jangan pernah lupa akan apa yang pernah kita jalani. Jangan kembali seperti orang asing. Karena kita pernah sedekat nadi sebelum kita sejauh matahari.
“Vera, kamu belum tidur?”
Suara itu membongkar lamunanku, dan menghentikan tanganku yang sedari tadi menulis. Seraya kedua tangaku mengusap pipi yang sudah dibasahi air mata.
“kamu kenapa menangis , Nak?” Kata Mama, mengangkat wajahku.
Aku memeluknya. Dada ku terasa sangat sakit. Aku luapkan segala kesedihan ku ini . aku tak sanggup jika harus mengungkap kata. Aku tak sanggup . mataku sudah perih dan berat untuk ku buka. Dadaku sudah sesak, tersayat luka.
“Vera , Mama tahu yang kamu rasakan. Mama selalu memperhatikan kamu tanpa kamu ketahui. Ingat nak, jodoh itu sudah diatur oleh yang Maha kuasa. Tuhan itu maha adil. Kamu jangan jatuh hanya karena masalah seperti ini, apalagi untuk laki-laki yang belum tentu dia memikirkan kamu. Mama yakin, kamu pasti bias dan kamu pasti mendapat yang lebih baik dari dia. Mungkin tidak sekarang, mungkin nanti saat kamu sudah pada puncak sukses. Jodoh itu pasti ada sayang.” Ujar mama dengan mengecup keningku.
            Kemudian Ia membaringkanku, dan menyuruhku untuk tidur. Akupun memejamkan mata. Dan yakin, aku akan jauh lebih baik setelah dibuat lara oleh seorang pengecut yang kini tergoda dengan wanita cantik.
            Akan ku mulai kehidupan baruku. Dan focus pada study ku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comments System

Disqus Shortname

Ads Inside Post